Powered By Blogger

welcome

welcome di website pribadi ALFI ASYURA
zwani.com myspace graphic comments




e-mail : alfi_aja1989@yahoo.co.id atau alfi.asyura@gmail.com
friendster : alfi89@gmail.com




anda boleh membaca blog ini dan mengcopy nya..selamat membaca..

Rabu, 04 Februari 2009

AMR warna baru

Padang, Liputan
Musyawarah Besar (MUBES) sebagai forum tertinggi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan tertinggi organisasi Pengurus Besar Asosiasi Mahasiswa ar-Rasuli (AMR) kembali dilakukan kemaren (17/1) untuk kali yang ke tujuh. MUBES ini dilaksanakan di sekeretariat PB AMR bertempat di Surau Tuo ar-Rasuli yang berlokasi di sarang gagak. AMR sendiri merupakan organisasi paguyuban mahasiswa alumni MTI Candung yang berdomisili di Padang.
Dalam sambutannya, ketua panitia melaporkan, karena banyaknya kendala teknis sehingga MUBES ini sudah beberapa kali ditunda, namun berkat semangat yang tinggi dan penuh keikhlasan serta dilandasi kecintaan pada AMR akhirnya acara ini dilaksanakan hari ini, walaupun panitia harus mencari dana sendiri.
Heri Surikno sebagai ketua umum AMR periode 2007-2008 dalam sambutannya mengatakan, latar belakang didirkannya AMR ini karena adanya konflik individual yang melanda mahasiswa yang notabene alumni MTI Candung. Untuk menyelesaikan konflik itu dan mencegahnya, maka dipandang perlu untuk membentuk sebuah komunitas. Komunitas inilah yang selanjutnya berkembang sampai hari ini yang dikenal dengan AMR.
Selanjutnya, Heri yang juga mantan ketua UKM teater IAIN IB ini menjelaskan bahwa landasan utama untuk membangun dan mengembangkan paguyuban ini adalah rasa cinta dan komunikasi. Rasa cinta terhadap organisasi sampai hari ini masih tertanam dengan baik di hati masing-masing anggota AMR. Namun yang menjadi permasalahan hari ini adalah adanya miss komunikasi antar sesama anggota dan pengurus bahkan sampai pada tinggkat senioir. Ini dapat dilihat dari konflik yang terjadi di tubuh AMR sekarang ini.
Acara MUBES dibuka secara resmi oleh Majelis Surau, yang pada kesempatan itu diwakili oleh Muhammad Shalihin, S.Ei. Shalihin lebih lanjut menjelaskan, sesuai dengan teori Karl Marx, konflik sebenarnya merupakan upaya untuk memperkuat integritas. Ini bisa tercapai ketika konflik itu mampu menjadi semangat perimbangan. Namun jika konflik itu tidak bisa dikelola dengan baik, maka konflik akan membawa ke arah dekontruksi.
Hal yang mengejutkan terjadi menjelang pleno I selesai, ketika akan menyepakati presidium sidang untuk pleno selanjutnya, slaah seorang peserta sidang menolak menjadi presidium sidang dengan alasan tidak merasa anggota AMR. Malahan ia mempertanyakan statusnya sendiri sebagai anggota AMR, karena selama ini dia tidak pernah mendapatkan perhatian dari pengurus AMR sendiri. Sampai-sampai mempertanyakan bagaimana aturan dalam AD/ART tentang keanggotaan. Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya salah seorang Anggota Majelis Surau menjelasakan bahwa landasan utama keanggotaan AMR adalah ikatan emosional sebagai sesama alumni MTI Candung.

Laporan Pertangung Jawaban diterima
Dalam laporan pertanggung jawaaban pengurus AMR periode 2007-2008 yang disampaikan lansung oleh ketua umum, kendala utama dalam menjalankan roda organisasi adalah belum dirumuskannya dengan jelas AD/ART AMR. Sesuai dengan hasil MUBES VI tahun 2007 kemaren, telah disepakati untuk menyusun AD/ART AMR dengan membentuk panitia Ad Hoc. Setelah dibentuk, panitia Ad Hoc banyak menemukan kesulitan untuk merumuskan ASD/ART tersebut ditambah kekhawatiran mereka ketika AD/ART telah disusun, AMR akan terjebak olEh structural yang ada sehingga dapat menghilangkan hubungan emosional yang telah dibangun selama ini.
Tanpa adanya landasan yang jelas, pengurus PB meragukan akan adanya tumpang tindih wewenang dan pelaksanaan kegiatan antara PB dan Cabang, khususnya Cabang Padang. Dan begitu pula sebaliknya, pengurus AMR Cabang Padang juga beerpikiran seperti itu sehingga banyak kegiatan yang tidak terlaksana. Kendala lain yang ditemukan, dekrementasi Organition of Desire anggota PB AMR dan krisis orientasi organisasi. Dan juga masalah klasik pada hampir semua organisasi yaitu keterbatasan dana.
Tetapi hal itu tidak membuat pengurus patah semangat dan putus asa, hal ini terbukti banyaknya kegiatan yang berhasil diangkatkan, antara lain, Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Pesantren (LKMP) I dan II di MTI Candung, syukuran wisudsa dan penerbitan bulletin Kalam ar-Rasulli sebanyak 3 edisi. Dengan demikian laporan pertangung jawaban ini dapat diterima oleh seluruh peserta sidang.

AMR membuat format baru kepengurusan
Pada pleno III yang biasanya membentuk beberapa komisi untuk merumuskan rekomendasi, rancangan kegiatan untuk periode selanjutnya dan pembahasan AD/ART, namun pada kali ini peserta sidang sepakat untuk mencari format baru kepengurusan untuk menyelamatkan AMR yang sudah lama tenggelam dalam konflik internal. Untuk langkah pertama ditemukan semangat yang menjadi spirit dalam melanjutkan kepengurusan AMR yang baru. Semangat itu adalah semangat untuk menumbuhkan, memelihara, membesarkan, dan semangat untuk melakukan perubahan.
Semangat inilah yang pada gilirannya akan menjadi landasan utama dalam setiap langkah dan pelaksanaan kegiatan. Selain itu, semangat ini juga mampu untuk mengikat kembali hubungan emosional dan rasa cinta yang mulai pudar sejak adanya konflik internal. Dan juga sebagi tolak ukur berhasil dan tidaknya kepengurusan.
Format baru juga terdapat dalam struktur organisasi. Dalam struktur barunya, pengurus AMR terdiri dari 5 orang presidium dan beberapa orang badan pekerja. Presidium bertanggung jawab penuh untuk memenuhi setiap kebutuhan anggota dan untuk pelaksanaan teknis selanjutnya diserahkan pada badan pekerja. Alasan utama untuk merubah struktur kepengurusan adalah untuk mencairkan kembali kebekuan organisasi sesuia dengan semangat yang telah disepakati sebelumnya. Perubahan ini juga untuk mengajak kembali para senior untuk lansung berkecimpung membantu kegitan AMR.
Dalam pleno IV, terpilih 5 orang presidium yaitu Alfi Asyura, Al Muhammad Nur, Ahmad Fauzi, Zakir Ramadhan dan M. Arif. Sedangkan untuk Badan Bekerja ditentukan melalui rapat presidium. Presidium dipilih secara lansung dan rahasia, perserta sidang dipersilakan untuk memilih 5 orang untuk mennjadi presidium dan semua peserta mempunyai hak dipilih dan hak memilih yang sama.(A/Y)
Taken from: Rangcotto.blogspot.com written by:Arif Yandu,Mahasiswa IAIN IB Padang Fak.Ussuludiin

Tidak ada komentar: